Posted by Joan Arae on April 18, 2011 · 4 Comments
Kelam; kali ini tidak suram Menggenggam busa-busa bisa Dua bola itu lagi lagi melumpuhkan persendian Tegakpun kehabisan daya; Upaya mungkin. Sedetik Dua detik Detik ketiga hampir berdetak Ketika tiba-tiba.. Gelap! Ah! Bercak itu masih tersisa Biarkan saja; Biar menjadi decak jejak. Semua kata kemudian menjelma. Kembali menggaungkan irama yang tak asing di telinga. Suka! Dan … Continue reading →
Filed under Collection of Poems · Tagged with linkedin, detak, merdeka, kelam, suram, lumpuh, sendi, persendian, detik, decak, jejak, jelma, gaung, irama, asing, telinga, kekuatan, tubuh, pantang, menyerah, sembuh, terbunuh, tirani, dilematis, titik, terkulai, lekuk, seluk, penikmat, penggiat, plagiasi, eksekusi, surgawi, noda, nada, bernyawa, bersenyawa, represif, depresif, estetis, manis, meringis, pelangi, mati